Sering kita sebut guru dengan orang yang bertugas untuk mengajar. Guru adalah di gugu lan ditiru. Ada juga pepatah yang menyebutkan bahwa guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Itu hanya sekelumit tentang guru yang kita ketahui.
Sebenarnya tugas guru dalam Islam sama dengan tugas guru dalam teori pendidikan barat. Yaitu mengupayakan perkembangan seluruh potensi siswa, baik potensi psikomotor, kognitif maupun potensi afektif.
Namun, di zaman modern ini kedudukan guru telah merosot, banyak orang tua maupun siswa sendiri yang memandang guru hanya sebagai seorang yang bertugas untuk mengajar saja yang semata mendapat gaji dari negara atau dari yayasan swasta. Akibatnya jarak antara murid dan guru semakin jauh, bukan hanya itu, banyaknya murid yang kurang ajar pada guru. Sebenarnya dari kasus-kasus tersebut kita sebagai guru hendaklah belajar pada guru-guru pada masa lampau. Sejatinya guru pada masa lampau tidak hanya bertugas transfer knowledge saja, tetapi lebih kepada pengenalan kepada moral-moral yang di anut masyarakat. Oleh karena itu di dalam Islam seorang guru harus memenuhi syarat tidak hanya mempunyai keahlian mengajar saja (transfer knowledge) tetapi juga orang yang bermoral Islam.
Coba kita lihat fenomena yang terjadi akhir-akhir ini, beraia banyaknya guru-guru kita yang berdemo sana-sini menuntut kenaikan gaji, melakukan pemogokan yang disadari atau tidak hal itu akan merusak marwah guru itu sendiri, guru akan dipandang sebagai orang gajian sama dengan buruh. Sehingga murid kehilangan rasa hormat kepada guru dan guru tidak lagi menjadi objek teladan.
Pengaruh rasionalisme itu menyebabkan hubungan guru dan murid diatur semata-semata secara rasional. Pengaruh matrealistis telah menyebabkan guru berhitung secara ekonomis dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Pragmatisme telah memberikan pengaruh yang luar biasa, yang membentuk pandangan bahwa kebenaran itu relatif.
Guru dalam Islam tidak hanya bertugas transfer knowledge saja, tetapi ada beberapa definisi guru menurut Islam, yaitu sebagai berikut :
1. Mudarris
Kata Mudarris berasal dari bahasa arab yang berarti mengajar atau pengajaran. Maksudnya adalah bahwa tugas seorang guru yaitu menyampaikan ilmu yang ada pada pada dirinya, tanpa ada yang disembunyikan, dengan tujuan memberi pengetahuan seluas-luasnya kepada seorang murid.
2. Muallim
Muallim didifinisikan sama dengan mudarris, yaitu menyampaikan ilmu yang dimiliki oleh seorang guru kepada seorang murid. Namun, pada kata Muallim ini seorang guru lebih mempunyai rasa belas kasihan kepada murid dan menganggap mereka seperti anak sendiri. Sehingga dengan demikian, maka konsep pembelajaran akan lebih intensif.
3. Murabbi
Murabbi bermaksud untuk memperbaiki, memimpin dan mentadbir. Guru senantiasa menyayangi seorang murid, menasehati serta membimbing dalam pembentukan syahsiah mereka. Disini juga guru bertugas untuk memberi tauladan bagi seorang murid.
4. Muaddib
Muaddib didifinisikan sebagai guru bertugas untuk memperelok akhlak siswa. Muaddib adalah seorang guru yang tidak hanya transfer knowledge saja tetapi juga memperkenalkan akhlah atau adab yang baik kepada siswa.
5. Mursyid
Seorang guru yang mursyid adalah ia yang menunjukkan atau menuntun jalan hidup yang baik dan benar kepada seorang murid. Seorang guru yang mursyid mempunyai tingkah laku yang baik dan terpuji, jauh dari akhlak tercela, sehingga seorang murid akan menghormati seorang guru karena akhlak yang dimiliki oleh guru.
Demikianlah ciri-ciri guru dalam Islam. Jika seorang guru mempunyai ciri-ciri sebagaimana tersebut diatas, maja inshaallah tujuan pendidikan akan tercapai. Yaitu membentuk moral yang baik, di tengah-tengah degadrasi moral.
Karena kalau hanya transfer knowledge saja, google lebih lengkap, google lebih canggih daripada kita.
Mir’atul Farikhah
*Guru Sosiologi
Sekian, salam literasi!